Disclaimer: Aku disini bukan untuk menjual cerita sedih atau semacamnya. Aku hanya ingin berbagi sekelumit kisah hidup yang, yaaa, beginilah adanya.
Oke, let's start!
Kalo ada blogger yang bilang “Orang awam kalo liat kita tinggal nulis dapet uang itu salah besar.” aku akan sangat setuju. Alasannya adalah karena aku melihat perjalanan pribadi ku as a blogger, lebih banyak dukanya daripada sukanya.
Mungkin teman-teman blogger yang lain pun demikian. Karena sejatinya, tidak ada sebuah hal yang dapat dengan mudah dicapai. Kita nggak tau apa aja yang udah dilalui sebelum mencapai titik dimana saat ini seseorang tersebut berpijak.
Dan
disinilah aku, akan bercerita perjalanan menuju 4 tahun ngeblog dengan ditemani
berbagai rintangan hingga dapat meraih beberapa pencapaian.
Blogging: Dari Materi Hingga Media Healing
Bisa
dibilang aku adalah blogger jalur COVID 19. Blog pertama ku, yakni
koreanstuff.my.id, lahir pada September 2021, dimana pada waktu itu karantina masih diberlakukan. Fyi, blog filzahalwa.com ini adalah
blog ketiga ku, sedangkan blog kedua domainnya tidak ku perpanjang karena udah
‘sakit parah’.
Apa alasanku
membuat blog? Alasan utama adalah uang. Aku nggak akan mengelak kalo aku
disebut sebagai “si materialistis”. Aku hanya berpikir realistis, di dunia ini siapa sih yang
nggak butuh uang? Buang hajat di toilet pasar tradisional aja butuh uang,
wkwk.
Namun,
semakin kesini big why ku untuk ngeblog bukan lagi untuk uang. Melainkan
untuk menyalurkan hobi dan isi kepala serta hati yang butuh untuk dikeluarkan
biar nggak makin numpuk.
Saat itu aku
masih menempuh pendidikan di bangku kuliah, dan kebetulan aku diberhentikan
dari pekerjaan ku. Tau sendiri lah, ya, gimana chaosnya kondisi ekonomi
pada saat itu. Nggak perlu ku jelaskan panjang kali lebar.
Dikarenakan
masa karantina, masih kuliah, serta kondisi fisik ku yang sangat tidak
memungkinkan untuk kerja di luar, aku memutar otak gimana caranya bisa dapet
uang hanya dari rumah. Berselancarlah aku di dunia maya dan bertemu dengan yang
namanya blog dan blogging.
Waktu itu ku
pikir “Enak nih nulis langsung dapat duit”, ternyata oh ternyata! Untuk proses
tulis menulisnya, aku bukan yang nol banget sih. Teknisnya itu lho yang bikin
kepala mau meledak. SEO on page lah, SEO off page lah,
apalah-apalah.
Dan aku baru
tau ‘masa panen’ dari sebuah blog itu lama. Ada branding dan citra diri
yang harus kita bangun di dunia maya. Kadung kejebur, ku teruskan aja
sampai saat dimana aku sudah menemukan titik dimana menulis bukan lagi tentang mengejar
materi. Tapi menulis bisa menjadi salah satu media healing dari
keruwetan duniawi.
Hingga saat ini, blog menjadi sampingan untuk mencari pundi-pundi rupiah, bahkan kalo beruntung bisa dapet pundi-pundi dollar. Lumayan lah ya, bisa nambah pemasukan buat beli lipstik yang amsyong mahalnya.
Berbagai Duka dan Keterbatasan Selama Ngeblog
Oke, kita
mulai dengan duka nya dulu. Sebagai pembelajaran juga, bahwa dibalik pahitnya
kehidupan, akan ada sedikit rasa manis yang terselip, muehehe.
1. Fisik yang Kurang Mendukung
“Setinggi
apapun mimpi jika tidak dibarengi dengan fisik yang mendukung akan sulit untuk
digapai. Tapi bukan berarti orang dengan fisik yang kurang sempurna tidak bisa
menggapai mimpi walaupun sulit ‘kan?” Hal itulah yang selalu membayangi ku
selama 24 tahun bernafas di bumi.
Aku memiliki
mata minus sejak lahir serta beberapa masalah lain pada kedua mata ku. Kalo kata
orang Jawa biasa disebut “gawan bayi”. Karena ada satu dan lain hal, aku masih
belum sembuh, sampai saat ini.
Sesaat
setelah ‘melahirkan’ blog pertama, aku harus hiatus kurang lebih sebulan akibat
kondisi mata ku yang tiba-tiba aja gonjang-ganjing. Aku sampai harus melakukan
sekelumit prosedur kesehatan, walau aku nggak suka banget dengan rumah sakit,
demi bisa tetap survive.
Kuliah ku
pun hampir dikit aja terdampak. Aku berencana mengajukan cuti tapi ku urungkan, jika saja keinginan untuk
lulus tepat waktu tidak menggebu-gebu.
Menurut ku pribadi, mata sama halnya dengan kaki. Jika bermasalah, ya sulit untuk melangkah. Bisa lulus S1 dengan kondisi penglihatan yang begini aja syukur alhamdulillah.
Apalagi ngeblog yang harus manteng di depan laptop terus. Tapi ya gimana
ya, kayaknya emang cuma ini jalan satu-satunya yang bisa ku tempuh, setidaknya untuk saat ini.
2. Laptop yang Rewel
Bukan hanya kondisi
orangnya yang naik turun, laptopnya pun demikian. Nggak terhitung udah
berapa kali laptop kesayangan ku masuk ‘rumah sakit’. Mulai dari masalah keyboard,
baterai bocor hingga charger yang tiba-tiba tidak berfungsi.
Sampai-sampai
rasanya pendapatan blog hanya bisa buat nutup biaya service laptop dan
tetek bengeknya aja. Tapi, alhamdulillah setelah pindah dari rumah sebelumnya yang
terletak di pinggir jalan raya dan banyak debu, laptop ku mulai sehat kembali.
Kelas blogging
terakhir kali yang aku ikuti, yang berlangsung dari bulan April hingga Agustus
2024 lalu pun aku hanya pakai hape aja di awal-awal karena keyboard
laptop yang kembali rewel.
Mana
beberapa materi kelas mengharuskan peserta untuk utak-atik kode html pula.
Alhasil, aku terpaksa ngoding ala-ala pakai smartphone, hasilnya pun nggak maksimal. Tapi aku nggak segampang itu untuk menyerah, ohoho.
3. Sempat ‘Berciuman’ dengan Aspal
Saat aku
menginjak semester 7, yang mana di waktu tersebut sudah memasuki masa skripsi.
Aku malah ‘akrobat’ di tengah jalan saat pulang kuliah. Kalo ditanya “Kok
bisa?” aku akan menjawab “Nggak tau, nggak ingat sama sekali sampai sekarang”,
wkwk.
Bukan
kecelakaan besar sih, tapi berhasil membuat saraf mata kiri ku ‘eror’ akibat
benturan keras pada aspal. Lagi-lagi mata, huft. Efeknya bahkan masih
terasa sampai sekarang.
Akibat
kejadian tersebut, aku harus bedrest selama 1 bulan dan hiatus ngeblog kurang
lebih 6 bulan. Gimana skripsi ku? Tertinggal dengan teman-teman ku, pemirsaaa.
Untung masih kekejar dan bisa wisuda bareng.
Alasan aku harus memutuskan hiatus 6 bulan adalah karena masa pemulihan yang tidak sebentar dan aku lebih memprioritaskan pendidikan ku di tengah keterbatasan yang aku miliki.
Meskipun sekarang masih tertatih-tatih karena penglihatan yang jauh lebih buruk dari sebelum kecelakaan, tapi aku rapopo, gwaenchana, teng teng teng.
4. Blog yang Naik Turun
![]() |
Ilustrasi Trafik Blog |
Dua kali hiatus apa nggak mempengaruhi performa blog? Tentu saja sangat berpengaruh, apalagi hiatus yang kedua.
Blog pertama masih bisa diselamatkan meskipun butuh
waktu berbulan-bulan. Sedangkan blog kedua ku benar-benar tidak bisa
diselamatkan. Jadi ku putuskan untuk nggak perpanjang domain blog tersebut.
Rasanya
seperti membangun blog dari awal lagi. Hampir aja aku menyerah karena
trafiknya naik turun dengan tajam, tapi sekali lagi aku nggak akan mudah menyerah meski
harus mengkis-mengkis.
Dan karena
domain blog pertama ku adalah my.id, yang mana sangat sulit bersaing, di
penghujung tahun 2024 aku memutuskan untuk membangun blog ini yang memiliki
domain com.
Dibalik Duka yang Lara, Terselip Suka yang Membawa Ria
Meski banyak
lika-likunya, kalo diinget-inget lebih dalam, ada banyak hikmah dan kabar
bahagia yang aku dapatkan selama ngeblog. Kira-kira apa aja, ya?
1. Ilmu dan Pengetahuan Baru
Hal pertama
yang didapatkan dari kegiatan blogging tentu saja ilmu dan pengetahuan baru. Terjun ke dunia blog mengharuskan kita untuk belajar terus menerus.
Karena ilmu yang digunakan untuk mengembangkan blog selalu berubah dan
berkembang.
Ilmu dan
pengetahuan yang baru akan senantiasa didapat, dengan syarat blogger harus
up to date dan mau belajar. Kalo nggak mau, ya, harus terima risiko blog
susah perform.
Selain itu, blog juga membuka peluang switch career. Ilmu yang didapat tidak membuat blogger “hanya” menjadi blogger aja.
Ilmu tersebut dapat dikembangkan
untuk modal menjadi seorang copywriter, SEO specialist, social
media strategist, digital marketer dan masih banyak lagi.
Peluang switch
career inilah yang juga menjadi salah satu alasan ku tetap bertahan menjadi
seorang blogger meski dengan kondisi penglihatan yang bisa dibilang
sangat jauh dari kata sehat.
2. Bertambahnya Teman Curhat
Iya betul,
teman curhat ku jadi bertambah sejak terjun ke dunia blogging, bukan hanya
relasi aja yang semakin meluas. Curhatnya pun bukan sekedar sharing perkara
blogging aja, kadang sampe merembet ke permasalahan asmara, wkwk.
Nggak hanya
sekedar curhat aja, melalui pertemanan ini, para blogger bisa belajar
pengetahuan baru, seperti adat dan kebiasaan dari daerah asal teman-teman yang
lain.
Karena jaringan
pertemanan di komunitas blog tuh luas banget. Tersebar di seluruh Indonesia,
bahkan ada yang berdomisili luar negeri. Latar belakang dan profesinya pun
beragam, kita bisa belajar satu sama lain.
Mereka semua
baik-baik banget, bahkan rasanya seperti sahabat lama. Meskipun berasal dari
berbagai kalangan dan generasi, batas tersebut seakan hilang demi sebuah ilmu,
pengetahuan dan pengalaman yang baru.
Gimana kalo
ada yang jahat, curang dan semacamnya? Selama saling memahami satu sama lain dan nggak saling senggol, ya aman aja. Kembali lagi ke diri sendiri, aku sadar, aku bukan orang baik.
3. Meraih Kemenangan
Judulnya
udah kayak menyambut Hari Raya Idul Fitri aja, wkwk. Tapi memang, melalui blog
aku bisa merasakan gimana rasanya memenangkan kompetisi tingkat nasional. Harap maklum lah ya, dulu waktu sekolah nggak pinter-pinter amat.
Setelah satu
tahun mengarungi samudera per-blogging-an, aku mendapatkan penghargaan
pada kompetisi pertama yang aku ikuti, tepatnya pada tahun 2022. Meskipun cuma masuk
ke dalam jajaran 70 peserta tercepat, yang kalo kalah cepat nggak bakal dapet
apa-apa, tapi aku bangga.
Bukannya mudah puas, tapi waktu itu aku mengikutinya di tengah-tengah kegiatan KKN, dimana daerah tempat kami mengabdi nggak ada sinyal sama sekali.
Hanya mengandalkan Wi-Fi desa yang jaringannya jadi rebutan orang sedesa. Karena hal
inilah, aku tetap mengapresiasi diriku sendiri.
Pada tahun
2023, di tengah-tengah menyembuhkan diri after break up, aku berhasil
masuk ke dalam jajaran pemenang utama. Di tahun yang sama, aku berhasil masuk
ke dalam daftar peserta terfavorit dalam sebuah event writefest yang
terbilang cukup bergengsi. Lumayan tuh hadiahnya, muehehehe.
Dengan bangganya aku mengumumkan ke orang-orang terdekat “Galau ku bisa menghasilkan uwang, wakakak!”
Nah, di
tahun 2024, aku berhasil masuk ke daftar peserta favorit (lagi). Semoga di
tahun ini aku berhasil menyabet kembali juara-juara lain. Sebab, aku butuh
pemantik semangat untuk terus menjalankan blog yang sudah ku bangun susah
payah.
4. Job Berdatangan
Selain berhasil membawa sertifikat dan beberapa hadiah pulang ke rumah, alhamdulillah aku mulai dilirik para pelaku dunia digital untuk diajak kerjasama.
Setelah
sampai di titik dimana aku meraih beberapa penghargaan dan mulai mendapat job,
aku merasa usaha ku selama ini mulai membuahkan hasil.
Dengan
banyaknya job berdatangan, berarti insight yang ku tebarkan melalui
tulisan mulai dilirik. Harapan ku semoga semakin banyak keberkahan yang
mendatangi platform yang selama ini ku rawat sepenuh hati, seperti anak
sendiri.
Dukungan Penuh ASUS untuk Blogger Indonesia
Selama terjun ke dunia blog, aku mulai memperhatikan salah satu brand yang selalu hadir di setiap langkah banyak blogger Indonesia. Brand mana lagi kalo bukan ASUS?
Kalian juga ngeh nggak kalo merek laptop
satu ini setiap tahun selalu mengadakan event-event yang melibatkan
blogger didalamnya?
Seperti
beberapa waktu lalu, aku melihat story WA salah satu teman ku yang
menghadiri acara peluncuran produk ASUS, beliau menghadiri acara tersebut sebagai
seorang blogger, bukan sebagai profesinya yang lain. Selain itu, banyak
juga event-event menulis yang disponsori oleh ASUS.
Nggak main-main, sebagian besar hadiah yang disiapkan berupa beberapa unit laptop ASUS untuk juara utama dan masih banyak lagi hadiah lain yang disiapkan, seperti uang dan merchandise.
Aku beberapa kali ikut dan belum bisa membawa hadiah ke pelukan. Iri dengki
aku dengan kalian yang menang! Enggak-enggak bercandaaaa.
Setiap
manusia punya rejeki yang sudah ditakar dan pas untuk masing-masing individu. Memang
rejeki ku belum bisa dapat laptop ASUS yang baru, mungkin karena laptop
kesayangan ku ini masih bisa dipake meskipun agak rewel, atau mungkin memang
belum waktunya aja.
Saking
banyaknya acara yang bertagline “Sponsored by ASUS” aku sampe mupeng
sendiri pengen punya laptop dari brand ini. Salah satu produk ASUS yang
pengen banget ku bawa pulang adalah ASUS Vivobook 14X.
![]() |
Pict: asus.com |
Alasan
pertama adalah laptop ini telah bersertifikasi TÜV Rheinland karena
memiliki tingkat paparan blue light yang rendah, sehingga mengurangi
risiko kerusakan mata pada penggunaan jangka panjang. Ku rasa cukup aman lah, ya, untuk mata ku yang begini.
Alasan kedua
yaitu telah memiliki Keyboard ASUS ErgoSense terbaru yang dirancang sedemikian
rupa agar pengguna dapat memiliki pengalaman mengetik yang tidak tertandingi.
Apalagi gawean blogger ‘kan nggak jauh-jauh dari ngetik, ngetik dan
ngetik.
Selanjutnya,
gadget satu ini dirancang dengan berat yang minim banget, cuma 1,6 kg yang
sangat bisa dan mudah untuk dibawa kemana-mana. Selain itu, engselnya dapat
dibuka hingga 180° yang
memungkinkan untuk dibuka lebar-lebar di atas meja.
Masih banyak
sebenarnya fitur lain yang lebih dari cukup untuk menarik perhatian ku, seperti
Antibacterial Guard, audio yang mumpuni, sistem keamanan yang oke banget hingga
sensor sidik jari. Tapi, kita cukupkan sampai disini aja karena artikel ini udah
sangat-sangat panjang.
Penutup
Semoga ada
pelajaran yang bisa dipetik dari lika-liku perjalanan ngeblog yang ku ceritakan
di atas. Dan teruntuk ASUS, tolong tetap dukung komunitas blogger
Indonesia agar semakin berkembang dan semakin membawa dampak baik bagi nusa dan
bangsa.
Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog 2015 ke 2025 Perjalanan Ngblogku yang diadakan oleh Gandjel Rel.
Posting Komentar