Banner Besar filzahalwa

SAMANTHA: Transformasi Minyak Bekas Gorengan Menjadi Sabun Ramah Lingkungan

SAMANTHA: Transformasi Minyak Bekas Gorengan Menjadi Sabun Ramah Lingkungan

Tradisi makan gorengan di berbagai daerah di Indonesia menjadikan nusantara sebagai negara dengan konsumsi minyak sawit terbanyak di dunia pada tahun 2021, dengan jumlah konsumsi mencapai 15,4 juta ton, termasuk minyak goreng. Melihat begitu banyaknya minyak goreng yang dikonsumsi sehari-hari, minyak jelantah yang dihasilkan tentunya tidak sedikit. 

Limbah yang sumbangsihnya sebagian besar berasal dari limbah rumah tangga ini jika dibiarkan akan menjadi bom waktu ekologis bagi lingkungan yang semula sehat menjadi lingkungan yang rusak. Disamping itu, penggunaan minyak goreng berkali-kali juga akan membahayakan kesehatan. Berangkat dari hal tersebut, hati nurani Bijak Riyandi Ahadito tersentil untuk mengolah limbah sisa penggorengan ini. 

Siapa sangka, dari limbah yang terlihat tidak berguna ini lahir solusi yang mampu bersahabat dengan lingkungan, yang kemudian diberi nama “SAMANTHA”.

Bijak Riyandi Ahadito, Sosok Dibalik Lahirnya SAMANTHA

Bijak Riyandi Ahadito merupakan seorang akademisi yang mengabdi di Universitas Sriwijaya setelah menyelesaikan studi doktoral di Osaka University. Sebagai lulusan kimia, Bijak melihat isu permasalahan lingkungan merupakan momok yang harus segera diselesaikan, meskipun harus dimulai dari langkah kecil.

Tidak berjalan sendirian, Bijak didukung penuh oleh sang istri. Di tahun 2020 lalu saat masih menempuh pendidikan di Jepang, istrinya mendirikan sebuah komunitas online yang diberi nama “Zero Waste Palembang”. Misi dari komunitas ini adalah mengajak masyarakat Sumatera Selatan, Palembang khususnya, untuk mengurangi sampah. 

Penanganan limbah minyak jelantah menjadi salah satu fokus komunitas yang didirikan saat masa COVID-19. Mulai dari skala rumah tangga, UMKM, restoran hingga hotel, menghasilkan limbah minyak setiap harinya. Jika tidak segera ditangani masalah yang lebih kompleks akan menghantui masyarakat luas. 

Setibanya di tanah air setelah berhasil menyelesaikan studinya, bersama dengan komunitasnya, putra daerah Palembang ini memperluas edukasi dengan menyelenggarakan workshop mengenai pengolahan limbah minyak jelantah menjadi sabun. Kegiatan ini banyak dilirik oleh banyak pihak, termasuk Universitas Sriwijaya dan Politeknik Negeri Sriwijaya. 

Di tahun 2022, saat program pengolahan limbah semakin matang, Zero Waste Palembang melakukan rebranding dan berganti nama menjadi “Nirsampah”. Pembentukan ulang citra komunitas ini untuk memperkuat branding yang telah ada dan meluncurkan program unggulan yang diberi nama “SAMANTHA” yang merupakan akronim dari sabun minyak jelantah.

Ancaman Minyak Jelantah untuk Lingkungan dan Kesehatan

Minyak jelantah sendiri masuk ke dalam golongan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dampaknya untuk lingkungan dan kesehatan cukup besar jika dibiarkan dalam waktu yang lama. 

Seperti yang dilansir dari halodoc.com, minyak goreng yang telah dipakai berulang kali memiliki beberapa risiko yang tidak main-main untuk tubuh, yakni.

  1. Meningkatnya risiko kanker dikarenakan minyak jelantah merupakan salah satu sumber radikal bebas.
  2. Minyak jelantah adalah salah satu media ideal pertumbuhan bakteri jahat yang jika tidak segera diganti akan menimbulkan penumpukan bakteri penyebab infeksi. 
  3. Tingginya kandungan lemak jahat dan kalori yang dapat menyebabkan obesitas. Bahkan minyak zaitun yang dikenal bebas minyak trans pun dapat mengeluarkan lemak jika dipakai berulang kali. 
  4. Meningkatnya risiko penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. 

Selain dampak negatif terhadap kesehatan, minyak goreng bekas akan menimbulkan dampak lingkungan yang cukup kompleks. Pencemaran air menjadi salah satu dari efek pembuangan limbah minyak. 

Dimana saat minyak jelantah dibuang sembarangan melalui saluran air, minyak akan mendingin dan mengendap di saluran. Saat air yang terkontaminasi minyak mengalir menuju laut dan sungai, kandungan minyak tersebut akan terapung di permukaan laut.

Akibatnya, cahaya matahari dan pertukaran oksigen dari atmosfer ke air akan terhalang. Keseimbangan ekosistem dan biota laut akan terganggu, tumbuhan laut tidak dapat berfotosintesis dan menghasilkan oksigen, hewan laut dan ikan akan mengalami keracunan, hingga rusaknya terumbu karang. 

Tidak hanya itu, jika limbah minyak bekas penggorengan dibuang ke tanah, minyak akan menyerap ke tanah melalui pori-pori tanah dan mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan, seperti mengerasnya permukaan tanah, berkurangnya kesuburan tanah, serta menurunnya kualitas air tanah. 

SAMANTHA, Solusi untuk Lingkungan Serta Ekonomi

Begitu besarnya dampak negatif yang dihasilkan oleh limbah minyak sisa penggorengan terhadap kesehatan lingkungan serta tubuh manusia itu sendiri. Karenanya, dibutuhkan solusi untuk menangani limbah ini demi keberlangsungan kehidupan. 

Salah seorang ahli yang begitu gigih mengedukasi masyarakat tentang betapa bahayanya limbah minyak bekas masak-memasak adalah Bijak Riyandi Ahadito. Dengan penuh semangat juang, dosen FMIPA, Universitas Sriwijaya ini bersama komunitas yang dibangunnya menyebarluaskan ilmu pentingnya pengolahan limbah minyak goreng. Berbagai workshop, pelatihan di lingkup akademik, hingga penyuluhan di pondok pesantren pun telah dilakukannya.

Tidak hanya sekedar berbagi teori, Bijak bersama tim juga membagikan cara pengolahan secara langsung kepada peserta pelatihan. Dosen muda ini menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan sebaik-baiknya pengabdian.

Seperti yang ‘diabadikan’ melalui jurnal pengabdian masyarakat, Bijak bersama tim melakukan penyuluhan kesehatan dan pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah kepada santri dhuafa di Pesantren Tahfidzul Qur’an Kaffah Al-Mundzirin Palembang pada tahun 2022 lalu. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk mengatasi dua masalah. 

Yang pertama adalah penanganan pada masalah kesehatan kulit, dimana pernah ditemukan penyakit skabies pada salah satu santrinya. Kedua, adalah permasalahan pengelolaan sampah, yang salah satunya adalah limbah minyak jelantah. Ibarat “Sekali dayung dua pulau terlampaui”, pengolahan minyak jelantah menjadi sabun dipilih karena dapat mengatasi dua masalah tersebut sekaligus. 

Tidak hanya itu, masih di lingkup pesantren, saat masih bernama “Zero Waste Palembang”, tepatnya pada 28 Agustus, Bijak bersama tim menutup program 1000 sabun untuk santri di Pondok Pesantren Takhassus Darul Quran, Palembang. 

SAMANTHA: Transformasi Minyak Bekas Gorengan Menjadi Sabun Ramah Lingkungan

Selain lingkup akademik, mereka juga menyasar pada masyarakat umum. Pada hari ibu 2024, tim Nirsampah yang berkolaborasi dengan Relawan Gesit Palembang bertandang ke lingkungan TPA Sukawinatan, Palembang. Membagikan sabun cair serta lokakarya pembuatan sabun masuk ke dalam daftar kegiatan di hari itu. 

Tahap Demi Tahap Pembuatan Sabun SAMANTHA

Sebenarnya, di beberapa daerah minyak jelantah telah dikumpulkan dan diolah menjadi biodiesel. Jika dilihat dari sisi lingkungan, proses ini dapat menjadi alternatif pengolahan limbah minyak goreng. Namun, jika dilihat dari sisi ekonomi, minyak jelantah belum memiliki nilai tambah karena harga jual minyak jelantah dari rumah tangga ke pengepul cukup rendah. 

Dengan pengolahan minyak jelantah menjadi sabun, kita dapat menjaga lingkungan serta meningkatkan perekonomian. Mengingat sabun sendiri merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, pastinya akan selalu laku dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi. 

Memanfaatkan prinsip kimia sederhana, menjadikan Bijak memilih sabun sebagai produk olahan minyak jelantah. Minyak sendiri merupakan trigliserida yang akan bereaksi menjadi sabun jika bertemu dengan basa kuat. 

Proses pembuatan sabun juga sesederhana prinsip kimiawi tersebut. Berikut ini adalah tahapan pembuatan sabun minyak jelantah.

  1. Minyak yang sudah tidak layak pakai dikumpulkan dan dicampur dengan kalium hidroksida (KOH), aquades, serta untuk penambah aroma ditambahkan air rebusan serai. 
  2. Campuran tersebut diaduk hingga konsisten menggunakan hand mixer atau whisk
  3. Diamkan campuran hingga proses saponifikasi selesai. 

Meski memakai alat sederhana dan bisa ditemukan di skala rumah tangga, setiap batch produksi sabun ini telah diuji hingga mencapai kadar pH yang aman untuk kulit. Minyak yang dipakai pun harus bersih dari kotoran. 

Lalu, darimana tim Nirsampah mendapat bahan utama–dalam hal ini minyak jelantah? 

Bijak membuka donasi minyak jelantah kepada masyarakat luas. Dari minyak bekas yang disetorkan ke Nirsampah, donatur akan mendapatkan sabun SAMANTHA. Melalui gerakan ini, selain membantu pelestarian lingkungan, rumah tangga juga dapat menghemat biaya kebutuhan sehari-hari. 

SAMANTHA: Transformasi Minyak Bekas Gorengan Menjadi Sabun Ramah Lingkungan

Tak Kenal Lelah Meski Rintangan Menghadang

Dalam proses pengembangannya, bukan berarti Bijak beserta tim tidak menghadapi beragam tantangan. Sejumlah tantangan yang dihadapinya adalah.

  1. Marketing, pemasaran baru dilakukan melalui sosial media. Produksi pun hanya dilakukan saat ada pesanan, belum sampai pada tahap produksi massal karena masih mencari pasar yang lebih luas. 
  2. Branding, SAMANTHA difokuskan pada citra merek ‘sabun ramah lingkungan’, bukan ‘sabun dari minyak jelantah’. Dikhawatirkan jika memakai branding kedua, sabun ini akan mengalami penolakan. 
  3. Sertifikasi, untuk memperoleh izin edar dari BPOM diperlukan fasilitas produksi khusus. Sedangkan SAMANTHA baru diproduksi di skala rumah tangga. 

Meskipun beberapa tantangan diatas belum berhasil dihadapi, termasuk izin edar, bukan berarti SAMANTHA tidak mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat. Sejauh ini, belum ada laporan efek negatif yang sangat berarti. 

Dilansir dari jurnal pengabdian masyarakat yang diterbitkan Bijak bersama rekan akademiknya, hanya ada satu keluhan berupa rasa perih dengan durasi yang lebih lama daripada sabun lain saat terkena mata. 

Selain keluhan diatas, respon lain yang didapatkan sejauh ini adalah respon positif. Bahkan, SAMANTHA mendapatkan testimoni dari RSUP Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, yang mengatakan jika sabun ini efektif untuk menghilangkan noda darah. 

Diraihnya Penghargaan Besar dari Sebuah Langkah Kecil

Dari pengolahan limbah skala rumah tangga yang dicetuskan oleh Bijak, membawanya mendapatkan penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 di bidang lingkungan. 

SATU Indonesia Awards sendiri merupakan salah satu program penghargaan bergengsi yang diinisiasi oleh PT. Astra International Tbk. Apresiasi ini ditujukan untuk individu atau kelompok yang berkontribusi positif pada kehidupan berkelanjutan di lima bidang; Kesehatan, Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Teknologi. 

Dengan diraihnya penghargaan ini, Bijak berharap branding yang dimiliki oleh Nirsampah akan semakin kuat. Selain itu, Bijak juga berharap program sabun ramah lingkungan ini akan semakin dikenal luas dan semakin berkembang. 

Penutup

Dari kisahnya, Bijak mengajarkan bahwa setiap langkah kecil akan membawa perubahan jika dilakukan secara konsisten. Tidak hanya perubahan, kegigihan tersebut akan membawa pengajuan serta penghargaan dari banyak pihak. Kesadaran masyarakat luas untuk turut menjaga lingkungan pun akan semakin meluas. 

Karena sejatinya, permasalahan lingkungan bukan hanya tanggung jawab orang-orang dengan pangkat tinggi dan berkuasa, melainkan tanggung jawab kita semua sebagai khalifah yang diutus untuk menjaga bumi. 

#APA2025-BLOGSPEDIA

Referensi

  1. Ahadito, B.R., dkk. Penyuluhan kesehatan dan pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah kepada santri dhuafa di Pesantren Tahfidzul Qur’an Kaffah Al-Mundzirin Palembang. Jurnal Pengabdian Masyarakat Human and Medicine, Vol. 3, No. 3, pp 166-178 (2024). DOI:10.32539/Hummed.V3I3.86.
  2. https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/86_inovasi-kaliber-tukar-minyak-jelantah-dengan-tabungan-uang-tunai-atau-minyak-goreng-baru
  3. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/09/07/bijak-riyandi-ahadito-inovator-di-balik-sabun-minyak-jelantah-yang-ramah-lingkungan
  4. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/10/04/samantha-dari-minyak-jelantah-menjadi-sabun-ramah-lingkungan
  5. https://www.halodoc.com/artikel/waspada-ini-4-bahaya-minyak-jelantah-untuk-kesehatan
  6. https://www.idntimes.com/food/dining-guide/5-negara-konsumen-minyak-sawit-terbanyak-indonesia-nomor-satu-01-4xxtf-34tvvw
  7. Instagram Nirsampah di @nirsampah

Lebih lamaTerbaru

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung. Jika ada komentar yang berisi link hidup, mohon maaf komentar akan kami hapus. Berkomentarlah dengan bijak, ya!